JANGAN BERTANYA APA YANG BISA KITA DAPAT DARI BUMI, TAPI APA YANG BISA KITA LAKUKAN UNTUK BUMI :)
Apa itu daur ulang ?
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah
yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan
baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi
gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan
barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama
dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and
Replace).
Apa
manfaatnya bagi lingkungan ?
Daur ulang sampah anorganik meminimalisir pencemaran lingkungan.Untuk dapat
melakukan daur ulang sampah anorganik, kita harus
dapat membedakan jenis-jenis sampah terlebih dahulu. Ada beberapa jenis sampah
yang dapat kita temui dan harus kita bedakan dalam penanganannya. Hal ini
disebabkan oleh sifat sampah yang berbeda memerlukan perlakuan yang berbeda
pula. Pada dasarnya, sampah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Pembagian sampah menurut sifatnya ini memudahkan
kita untuk memberikan perlakuan yang tepat terhadap sampah-sampah tersebut
sehingga kita dapat meminimalisir resiko-resiko buruk yang mungkin disebabkan
oleh keberadaan sampah yang terlalu banyak. Sampah organik adalah sampah yang
dapat diuraikan oleh bakteri sehingga dapat dengan mudah kembali menjadi
unsur-unsur pada tanah. Dalam perlakuannya, kita tidak perlu melakukan usaha
yang berlebih terhadap sampah-sampah yang termasuk dalam jenis ini, seperti
sampah daun, ranting, kayu, fases, dan lain sebagainya.
Namun, dalam
memperlakukan sampah jenis kedua, yaitu sampah anorganik, kita perlu untuk
melakukan usaha lebih karena sampah-sampah yang termasuk dalam jenis ini
mempunyai sifat yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri, atau kalaupun bisa
memerlukan waktu yang sangat lama hingga ratusan tahun. Sehingga keberadaannya
di bumi ini dapat mencemari kemurnian tanah. Maka, kita perlu sebuah cara agar
dapat meminimalisir hal tersebut dan salah satu cara yang dapat kita lakukan
adalah dengan melakukan daur ulang sampah
anorganik tersebut. Daur ulang itu sendiri merupakan suatu proses yang kita lakukan
untuk menambah nilai suatu barang sehingga memiliki daya guna dan nilai yang
lebih dari awalnya. Jadi, dalam hal ini, kita berusaha memberikan nilai lebih
pada sampah-sampah organik yang tadinya sudah tidak kita inginkan keberadaannya
sehingga dapat kita gunakan lagi karena setelah melalui sebuah proses,
sampah-sampah tersebut menjadi lebih bermanfaat.
Ada banyak sampah anorganik yang dapat kita daur ulang, bahkan hampir semua
jenis sampah dapat kita daur ulang. Misalnya saja sampah organik yang berupa
kaca. Dengan bermodalkan imajinasi dan kreativitas saja kita dapat mengubah
sampah kaca tersebut menjadi barang bernilai seni seperti hiasan meja, kap
lampu, mainan dan sebagainya. Dengan melakukan daur ulang sampah organik seperti yang kita lakukan pada sampah kaca tersebut menjadi barang kerajinan
seperti di atas, maka sampah kaca yang tadinya tidak memiliki nilai sama sekali
dan jika dibuang hanya akan menambah volume pencemaran lingkungan, menjadi
memiliki nilai lebih yaitu nilai seni dan bahkan nilai ekonomis. Sehingga,
selain dapat meminimalisir resiko pencemaran likungan, kita juga dapat menambah
pemasukan kita dengan melakukan proses daur ulang tersebut. Maka kita harus
dapat menjadi lebih bijak dalam menyikapi sampah dan harus menjadi lebih peka
dalam mencermati nilai guna sesuatu seperti sampah-sampah organik tersebut.
Jadi,
manfaat dari daur ulang adalah :
1.
menjadikan lingkungan sehat terbebas dari penyakit
2.
menciptakan barang barang berguna dari hasil daur ulang
3.
jauh dari bencana yang disebabkan oleh sampah(banjir, longsor, dsb)
4.
terhindar dari pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah, udara, dan air
5.
menjadikan lingkungan bebas sampah
6.
memanfaatkan sampah yang bisa diperbaharui menjadi kerajinan kerajinan
Apa Saja Jenis Sampah ?
Sampah
organik atau sering disebut sampah basah merupakan sampah yang dapat terurai
secara alami, artinya bahan sampah tersebut dapat membusuk tanpa harus di daur
ulang. Sampah organik dihasilkan dari kegiatan rumah tangga seperti proses
memasak, pertanian, kotoran hewan, dan sebagainya. Sampah organik ini lebih
ramah terhadap lingkungan karena secara alami akan terurasi oleh bakteri
Sedangkan
sampah non organik merupakan sampah hasil industri maupun hasil pengolahan
bahan mineral dan minyak bumi. Sampah yang sering disebut juga dengan sampah
kering ini sangat susah terurai oleh alam, sehingga kalau sampai jumlah sampah
tersebut menumpuk dalam tanah maka akan mengakibatkan pencemaran tanah dan
lingkungan. Contoh sampah non organik diantaranya plastik, kaleng bekas minuman,
alumunium, dan sebagainya.
Dalam
pembuangan sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan sampah non
organik, karena pada proses selanjutnya sampah non organik dapat di daur ulang
kembali menjadi peralatan lain yang masih dapat digunakan.
Metode
pembuatan kompos yang paling sederhana kita ambil dengan menggunakan komposter
sederhana yang relatif sangat mudah dibuat. Kita dapat memanfaatkan gentong
atau drum plastik bekas wadah cat untuk digunakan sebagai wadah pembuatan
kompos. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan kompos yang sangat mudah
dilakukan, yaitu :
a. Penyiapan wadah pembuatan kompos
Sediakan
ember, pot bekas, ataupun wadah lainnya, upayakan terbuat dari plastik untuk
menghindari karat akibat air lindi kompos. Lubangi bagian dasar dan letakkan di
wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya.
b.
Penyiapan bahan baku kompos
Proses
awal dari pembuatan kompos bahan baku berupa sampah organik. Yang dimaksud
dengan sampah organik di sini adalah sampah sisa-sisa buangan dapur seperti
sisa nasi, sayuran, buah-buahan, daun tanaman dan sampah organik sejenis
lainnya. Untuk menghasilkan sampah organik yang bersih maka harus dilakukan
pemilahan antara sampah organik dan sampah non-organik. Pemilahan ini dilakukan
karena sampah anorganik dapat mempersulit proses pengomposan. Untuk
mempermudah proses pengomposan, sampah yang masih berbentuk memanjang terlebih
dahulu dipotong-potong secara manual hingga mencapai ukuran ± 5 cm.
c.
Pembuatan tumpukan
Tahapan
selanjutnya adalah membuat tumpukan. Sampah organik hasil proses pemilahan
ditumpukkan di wadah pengomposan. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum)
setiap hari. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara
berkala. Bila Anda memiliki kotoran binatang, kotoran tersebut bisa ditambahkan
pada tumpukan tadi untuk meningkatkan kualitas kompos. Setelah penuh, tutup
drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan. Setelah itu kompos sudah dapat
dipanen sebagai kompos matang.
d.
Penyiraman
Proses
selanjutnya adalah menyiram tumpukan tersebut dengan air secara merata. Proses
penyiraman ini dilakukan agar bakteri dapat bekerja secara optimal. Proses ini
dilakukan jika tumpukan sampah terlalu kering. Kadar air yang ideal dari
tumpukan sampah selama proses pengomposan adalah antara 50- 60% dengan nilai
optimal sekitar 55%.
e.
Pemantauan suhu
Proses
selanjutnya adalah melakukan pengukuran suhu pada tumpukan dengan termometer
kompos. Cara pemantauan suhu adalah dengan menancapkan termometer ke dalam
tumpukan sampah dan biarkan sampai jarum penunjuk suhu posisinya tidak
berubah-ubah lagi. Agar bakteri patogen dan bibit gulma mati maka suhu harus dipertahankan
pada kisaran 60-70 C
f.
Pengayakan
Proses
selanjutnya adalah melakukan pengayakan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
butiran yang seragam. Pengayakan dilakukan karena dikhawatirkan terdapat bahan
anorganik seperti kaleng/logam lainnya, plastik, dan bahan lain yang masih
tertinggal dan sulit terdekomposisi terdapat di dalam tumpukan sehingga
kualitas kompos yang dihasilkan kurang baik. Hasil dari proses pengayakan ini
adalah kompos yang halus dan yang kasar. Kompos halus biasanya untuk tanaman
hias dan tanaman kecil lainnya, sementara yang kasar dapat digunakan untuk
tanaman buah-buahan serta tanaman besar lainnya.
g.
Pengemasan
Setelah
diayak maka kompos siap untuk dikemas ke dalam karung atau plastik yang kedap
air dan bisa disimpan, bisa digunakan sendiri ataupun dipasarkan.