Daur Ulang Sampah dan Rumah Kompos

http://unej.ac.id/index.php/id/ http://fkip.unej.ac.id/http://hmplumbalumba.com/

JANGAN BERTANYA APA YANG BISA KITA DAPAT DARI BUMI, TAPI APA YANG BISA KITA LAKUKAN UNTUK BUMI :)





Apa itu daur ulang ?
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).
Apa manfaatnya bagi lingkungan ?
Daur ulang sampah anorganik meminimalisir pencemaran lingkungan.Untuk dapat melakukan daur ulang sampah anorganik, kita harus dapat membedakan jenis-jenis sampah terlebih dahulu. Ada beberapa jenis sampah yang dapat kita temui dan harus kita bedakan dalam penanganannya. Hal ini disebabkan oleh sifat sampah yang berbeda memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Pada dasarnya, sampah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Pembagian sampah menurut sifatnya ini memudahkan kita untuk memberikan perlakuan yang tepat terhadap sampah-sampah tersebut sehingga kita dapat meminimalisir resiko-resiko buruk yang mungkin disebabkan oleh keberadaan sampah yang terlalu banyak. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh bakteri sehingga dapat dengan mudah kembali menjadi unsur-unsur pada tanah. Dalam perlakuannya, kita tidak perlu melakukan usaha yang berlebih terhadap sampah-sampah yang termasuk dalam jenis ini, seperti sampah daun, ranting, kayu, fases, dan lain sebagainya.
Namun, dalam memperlakukan sampah jenis kedua, yaitu sampah anorganik, kita perlu untuk melakukan usaha lebih karena sampah-sampah yang termasuk dalam jenis ini mempunyai sifat yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri, atau kalaupun bisa memerlukan waktu yang sangat lama hingga ratusan tahun. Sehingga keberadaannya di bumi ini dapat mencemari kemurnian tanah. Maka, kita perlu sebuah cara agar dapat meminimalisir hal tersebut dan salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan daur ulang sampah anorganik tersebut. Daur ulang itu sendiri merupakan suatu proses yang kita lakukan untuk menambah nilai suatu barang sehingga memiliki daya guna dan nilai yang lebih dari awalnya. Jadi, dalam hal ini, kita berusaha memberikan nilai lebih pada sampah-sampah organik yang tadinya sudah tidak kita inginkan keberadaannya sehingga dapat kita gunakan lagi karena setelah melalui sebuah proses, sampah-sampah tersebut menjadi lebih bermanfaat.
 Ada banyak sampah anorganik yang dapat kita daur ulang, bahkan hampir semua jenis sampah dapat kita daur ulang. Misalnya saja sampah organik yang berupa kaca. Dengan bermodalkan imajinasi dan kreativitas saja kita dapat mengubah sampah kaca tersebut menjadi barang bernilai seni seperti hiasan meja, kap lampu, mainan dan sebagainya. Dengan melakukan daur ulang sampah organik seperti yang kita lakukan pada sampah kaca tersebut menjadi barang kerajinan seperti di atas, maka sampah kaca yang tadinya tidak memiliki nilai sama sekali dan jika dibuang hanya akan menambah volume pencemaran lingkungan, menjadi memiliki nilai lebih yaitu nilai seni dan bahkan nilai ekonomis. Sehingga, selain dapat meminimalisir resiko pencemaran likungan, kita juga dapat menambah pemasukan kita dengan melakukan proses daur ulang tersebut. Maka kita harus dapat menjadi lebih bijak dalam menyikapi sampah dan harus menjadi lebih peka dalam mencermati nilai guna sesuatu seperti sampah-sampah organik tersebut.
Jadi, manfaat dari daur ulang adalah :
1. menjadikan lingkungan sehat terbebas dari penyakit
2. menciptakan barang barang berguna dari hasil daur ulang
3. jauh dari bencana yang disebabkan oleh sampah(banjir, longsor, dsb)
4. terhindar dari pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah, udara, dan air
5. menjadikan lingkungan bebas sampah
6. memanfaatkan sampah yang bisa diperbaharui menjadi kerajinan kerajinan
Apa Saja Jenis Sampah ?
Sampah organik atau sering disebut sampah basah merupakan sampah yang dapat terurai secara alami, artinya bahan sampah tersebut dapat membusuk tanpa harus di daur ulang. Sampah organik dihasilkan dari kegiatan rumah tangga seperti proses memasak, pertanian, kotoran hewan, dan sebagainya. Sampah organik ini lebih ramah terhadap lingkungan karena secara alami akan terurasi oleh bakteri
Sedangkan sampah non organik merupakan sampah hasil industri maupun hasil pengolahan bahan mineral dan minyak bumi. Sampah yang sering disebut juga dengan sampah kering ini sangat susah terurai oleh alam, sehingga kalau sampai jumlah sampah tersebut menumpuk dalam tanah maka akan mengakibatkan pencemaran tanah dan lingkungan. Contoh sampah non organik diantaranya plastik, kaleng bekas minuman, alumunium, dan sebagainya.
Dalam pembuangan sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan sampah non organik, karena pada proses selanjutnya sampah non organik dapat di daur ulang kembali menjadi peralatan lain yang masih dapat digunakan. 
Metode pembuatan kompos yang paling sederhana kita ambil dengan menggunakan komposter sederhana yang relatif sangat mudah dibuat. Kita dapat memanfaatkan gentong atau drum plastik bekas wadah cat untuk digunakan sebagai wadah pembuatan kompos. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan kompos yang sangat mudah dilakukan, yaitu :
a.    Penyiapan wadah pembuatan kompos
Sediakan ember, pot bekas, ataupun wadah lainnya, upayakan terbuat dari plastik untuk menghindari karat akibat air lindi kompos. Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya.
b.    Penyiapan bahan baku kompos
Proses awal dari pembuatan kompos bahan baku berupa sampah organik. Yang dimaksud dengan sampah organik di sini adalah sampah sisa-sisa buangan dapur seperti sisa nasi, sayuran, buah-buahan, daun tanaman dan sampah organik sejenis lainnya. Untuk menghasilkan sampah organik yang bersih maka harus dilakukan pemilahan antara sampah organik dan sampah non-organik. Pemilahan ini dilakukan karena  sampah anorganik dapat mempersulit proses pengomposan. Untuk mempermudah proses pengomposan, sampah yang masih berbentuk memanjang terlebih dahulu dipotong-potong secara manual hingga mencapai ukuran ± 5 cm.
c.    Pembuatan tumpukan
Tahapan selanjutnya adalah membuat tumpukan. Sampah organik hasil proses pemilahan ditumpukkan di wadah pengomposan. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala. Bila Anda memiliki kotoran binatang, kotoran tersebut bisa ditambahkan pada tumpukan tadi untuk meningkatkan kualitas kompos. Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan. Setelah itu kompos sudah dapat dipanen sebagai kompos matang.
d.    Penyiraman
Proses selanjutnya adalah menyiram tumpukan tersebut dengan air secara merata. Proses penyiraman ini dilakukan agar bakteri dapat bekerja secara optimal. Proses ini dilakukan jika tumpukan sampah terlalu kering. Kadar air yang ideal dari tumpukan sampah selama proses pengomposan adalah antara 50- 60% dengan nilai optimal sekitar 55%.
e.    Pemantauan suhu  
Proses selanjutnya adalah melakukan pengukuran suhu pada tumpukan dengan termometer kompos. Cara pemantauan suhu adalah dengan menancapkan termometer ke dalam tumpukan sampah dan biarkan sampai jarum penunjuk suhu posisinya tidak berubah-ubah lagi. Agar bakteri patogen dan bibit gulma mati maka suhu harus dipertahankan pada kisaran 60-70 C
f.    Pengayakan
Proses selanjutnya adalah melakukan pengayakan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran butiran yang seragam. Pengayakan dilakukan karena dikhawatirkan terdapat bahan anorganik seperti kaleng/logam lainnya, plastik, dan bahan lain yang masih tertinggal dan sulit terdekomposisi terdapat di dalam tumpukan sehingga kualitas kompos yang dihasilkan kurang baik. Hasil dari proses pengayakan ini adalah kompos yang halus dan yang kasar. Kompos halus biasanya untuk tanaman hias dan tanaman kecil lainnya, sementara yang kasar dapat digunakan untuk tanaman buah-buahan serta tanaman besar lainnya.
g.    Pengemasan
Setelah diayak maka kompos siap untuk dikemas ke dalam karung atau plastik yang kedap air dan  bisa disimpan, bisa digunakan sendiri ataupun dipasarkan.